Senin, 18 Juni 2012

Trichogramma sp.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



2.1  Biologi Trichogramma sp.
2.1.1   Klasifikasi
Klasifikasi parasitoid telur Trichogramma sp. menurut Kalshoven (1981) sebagai berikut:
Kingdom          : Animalia
Phillum             : Arthopoda
Kelas                 : Insekta
Ordo                 : Hymenoptera
Subordo            : Clistrogastra
Family               : Trichogrammatidae
Genus               : Trichogramma
Spesies              : Trichogramma
Serangga ini merupakan parasit yang utama pada telur penggerek tanaman padi dan tebu, diantaranya Chilooryze B.FI., Scirpophaga incertulas Walker., dan Tryporiza Fr.
2.1.2   Morfologi
Parasitoid telur Trichogramma japonicum memiliki panjang tubuh 0,75 mm dengan tubuh berwarna hitam dan mata merah yang khas (Darmadi, 2008). Tarsus dengan tiga ruas. Sayap depan sangat lebar dengan rambut-rambut yang membentuk garis, vena marginal dan stignal membentuk kurva tunggal. Sayap belakang sempit dan berambut apabila dipelihara pada suhu 30o C dan kelembapan 80% tubuh berwarna cokelat kehitaman, rambut-rambut pada sayap depan panjang, ovipositor keluar di ujung abdomen. Imago jantan mempunyai antenna berbentuk clavus dengan 30-40 rambut, tiap rambut panjangnya 3 kali lebar antenna (Nishida dan Torii, 1970). Ovipositor pada betina hampir satu setengah kali lebih panjang daripada tibia belakang yang memungkinkan betina untuk meletakkan telur ke dalam telur yang tertutup bulu. Ukuran telur sekitar 0,31mm. rasio jenis kelamin dewasa jantan dan betina adalah 1:2,3. Parasitoid ini merupakan parasitoid yang hidup berkelompok (Canama, 2002)
2.1.3   Daur Hidup
Larva Trichogramma terdiri dari tiga instar. Setelah mencapai instar 3 (3-4 hari setelah telur terparasit), telur penggerek batang berubah warnanya menjadi gelap atau hitam. Larva kemudian berkembang menjadi pupa. Setelah 4-5 hari, pupa berubah menjadi imago, dan keluar dari telur inang dengan membuat lubang bulat pada kulit telur. Daur hidup sejak telur diletakkan hingga imago muncul sekitar 8 hari (Burhanudin, 2004). Setiap betina biasa menghasilkan telur sebanyak 50 butir. Perkembangbiakan dengan perkawinan atau parthenogenesis (Pracaya, 2007). Parasitoid betina yang kawin menghasilkan keturunan betina dan jantan, sedangkan yang tidak kawin akan menghasilkan jantan saja (Burhanudin, 2004).
Pada saat pemarasitan, parasitoid Trichogramma japonicum betina akan menguji telur dengan memukulnya menggunakan antenna, menggerek masuk ke dalam telur inang dengan ovipositornya dan meletakkan satu atau lebih telur tergantung ukuran telur inang. Pada saat Trichogramma japonicum betina menemukan inangnya, biasanya akan tinggal dekat atau menetap pada inangnya untuk periode yang panjang selama terjadinya pemarasitan (Hassan, 1994).
Populasi parasitoid dipengaruhi oleh keberadaan inang dan kondisi lingkungan. Populasi inang yang rendah menyebabkan parasitoid tidak berkembang, parasitoid dewasa aktif pada siang hari dan terbang menuju ke arah sumber cahaya. Tingkat pemarasitan di lapangan berkisar antara 40% (Darmadi, 2008).

2.2  Biologi Corcyra cepalonica
2.2.1   Klasifikasi
Klasifikasi Corcyra cephalonica Stainton menurut Borror et al.(1996), adalah:
Kingdom: Animalia
Phillum: Arthopoda
Kelas: Insekta
Ordo: Lepidoptera
Subordo: Mikrolepidoptera
Family: Pyralididae
Genus: Corcyra
Spesies: Corcyra cephalonica Stainton synonym Anerastia lineate.
2.2.2        Daur Hidup
Ngengat Corcyra cephalonica merupakan salah satu hama penting pada penggilingan beras dan tepung sering pula disebut tawny. Serangga ini toleran pada kelembapan tinggi dan ditemukan di seluruh dunia, terutama di daerah tropika. Walaupun mampu memakan biji utuh, hama ini lebih sering ditemukan cepat berbiak sebagai hama sekunder. Daur hidup optimum selama 26-27 hari pada 30-32,5 OC dengan kelembapan 70% (Tripod, 2009). Imago berwarna cokelat agak pucat dengan ukuran panjang tubuhnya sekitar 11-12 mm. Panjang sayap apabila direntangkan sekitar 11-15 mm. Tepi bagian atas dari sayapnya ini sama sekali tidak ada bercak tetapi mempunyai vena yang berwarna agak gelap. Tepi atas bagian sayap yang belakang dari kupu-kupu jantan dapat dikatakan berwarna agak gelap. Palpi lialis tampak melengkung ke atas atau lurus di depan kepala (Kartasaputra, 1987). Serangga biasanya terbang pada malam hari atau nokturnal (Pracaya, 2007).
Hama ini bertelur sebanyak 400 butir (Pracaya, 2007). Warna telur putih dan bertekstur halus. Bentuknya lonjong dengan panjang sekitar 0,3 x 0,5 mm, menempel pada bahan pangan atau serat karung di penyimpanan. setelah 10 hari, telur akan menetas dan menjadi larva. Larva berwarna krem sampai putih kecuali bagian kapsul kepala dan protoraks berwarna coklat (Tripod, 2009). Panjang tubuh lebih kurang 17 mm. biasanya larva membuat pintalan yang mengandung kotoran dan sisa-sisa makanan. Warna pintalan tersebut sesuai dengan objek yang diserangnya, apabila yang diserangnya beras putih, warna pintalannya juga putih. Selanjutnya, ulat tersebut menjadi kepompong setelah 9 hari. Kepompongnya berwarna kuning coklat, panjangnya sekitar 8 mm. kepompong terletak dalam kokon yang warnanya putih. Kepompong kemudian akan menjadi ngengat setelah 7 hari (Pracaya, 2007).

2.3  Perbanyakan Massal Trichogramma sp.
Parasitoid telur penggerek batang padi (Trichogramma sp) dapat dibiakkan secara masal dengan menggunakan serangga inang alternatif telur ngengat beras Corcyra cephalonica. Langkah-langkah dalam pembiakan massal dan pelepasan musuh alami ini adalah:
  1. Menyiapkan media biakan serangga inang alternatif
  2. Pengumpulan kelompok telur serangga inang alternatif
  3. Pengumpulan kelompok telur penggerek batang padi terparasit
  4. Pembuatan pias parasitoid
  5. Pembiakan massal Trichogramma sp
  6. Pelepasan parasitoid di lapangan
Pembiakan Corcyra Cephalonica (corcyra):
  1. Buat box rearing dengan ukuran 80 cm X 40 cm X 10 cm
  2. Oven/ sangrai campuran pakan yang terdiri dari pakan ayam, dedak dan jagung giling dengan perbandingan 1:1:2
  3. Masukkan pakan kedalam box rearing dengan ketebalan 3 cm
  4. Masukkan ngengat Corcyra Cephalonica kurang lebih sejumlah 200 ekor dan biarkan sampai ngengat muncul selama 6 minggu
  5. Ngengat yang muncul dikumpulkan dengan menggunakan corong lampu kemudian dimasukkan kedalam tabung peneluran yang terbuat kertas karton atau paralon. Bagian atas dan bawah peneluran ditutup dengan menggunakan kain kassa
  6. Tabung peneluran diletakkan dengan posisi tegak pada nampan/ baki yang telah diberi alas kertas
  7. Waktu peneluran ngengat Corcyra Cephalonica selama 1 hari
  8. Telur-telur Corcyra Cephalonica yang menempel pada kain kassa disikat dengan kuas lalu diletakkan pada baki/ nampan
  9. Telur tersebut dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan saringan teh
  10. Telur Corcyra Cephalonica yang telah bersih sebagian digunakan untuk pembiakan parasitoid Trichogramma sp dan sebagian digunakan untuk pembiakan lebih lanjut untuk perbanyakan Corcyra Cephalonica
Pembiakan Parasitoid Telur Trichogramma sp :
  1. Siapkan pias dari kertas karton manila dengan ukuran 1,5 cm X 10 cm
  2. Kertas dilapisi lem kertas, lalu taburkan kurang lebih 2000 telur Corcyra Cephalonica pada pias yang dilapisi lem kertas. Kemudian kering anginkan kira-kira 5 menit
  3. Pias yang berisi telur Corcyra Cephalonica distrerilkan dengan menggunakan lampu ultra violet 15 watt selama 30 menit
  4. Masukkan kedalam satu tabung (corong lampu) 1 pias stater parasitoid Trichogramma sp dan 5 pias yang berisi telur Corcyra Cephalonica yang telah disterilkan
  5. Setelah 4 – 6 hari proses parasitisme sudah ada penampakan telur yang terparasit berwarna kehitam-hitaman
  6. Pias yang berisi telur Corcyra Cephalonica yang telah terparasit Trichogramma sp siap digunakan langsung dilapangan atau disimpan dalam lemari pendingin (kulkas) selama 3 – 4 hari
  7. Apabila pias yang berisi telur Corcyra Cephalonica yang terparasit Trichogramma sp belum digunakan bisa disimpan dalam lemari pendingin selama 3 bulan.

2.4  Pemanfaatan Trichogramma sp.
Trichogramma sp. digunakan sebagai parasit telur penggerek batang padi dan penggerek batang tebu. Hal ini sangat efektif  dilakukan karena hama penggerek batang terletak didalam batang tanaman, selain itu dengan menggunakan musuh alami ini produk pertanian tidak tercemari oleh residu-residu pestisida.

1 komentar: