Jumat, 26 April 2013

BUDIDAYA PADI

Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae yang merupakan tanaman semusim. Setelah tanaman padi berbuah dan dipanen, padi tidak tumbuh seperti semula lagi, tetapi mati.
Menurut Ina Hasanah (2007), tanaman padi dikeompokkan menjadi dua bagian, yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif.
  1. Bagian vegetatif
  2. Akar
Akar adalah bagian tanaman yang berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dibedakan menjadi akar tunggang, yaitu akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah; akar serabut, yaitu akar yang tumbuh setelah padi berumur 5-6 hari; akar rumput, yaitu akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut dan merupakan saluran pada kulit akar yang berada di luar, serta berfungsi sebagai pengisap air dan zat makanan; akar tajuk, yaitu akar yang tumbuh dari ruas batang terendah.
Pertumbuhan akar dimulai dari proses perkecambahan benih. Pada awalnya, akar dari benih yang berkecambah hanya berupa akar pokok. Kemudian setelah 5-6 hari berkecambah, akan tumbuh akar serabut.
  1. Batang
Padi memiliki batang yang beruas-ruas. Rangkaian  ruas-uang pada batang padi memiliki panjang yang berbeda-beda. Pada ruas batang bawah pendek, semakin ke atas mempunyai ruas batang yang semakin panjang ruas batang padi berongga dan bulat. Diantara ruas batang terdapat buku. Pada tiap-tiap buku terdapat  sehelai daun. Batang baru akan muncul pada ketiak daun. Semula berupa kuncup, kemudian kuncup tersebut mengalami pertumbuhan, yang akhirnya menjadi batang baru.
  1. Anakan
Anakan padi membentuk rumpun dengan anaknya. Biasanya, anakan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara bersusun, yaitu anakan pertama, anakan kedua, anakan ketiga dan anakan seterusnya.
  1. Daun
Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan daun telinga. Hal ini yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan menjadi jenis rumput yang lain. Adapun bagian daun-daun padi yaitu:
1)        Helaian padi. Helaian padi ini terletak pada batang padi serta berbentuk memanjang seperti pita.
2)        Pelepah padi. Pelepah merupakan bagian daun yang menyelubungi batang. Pelepah daun berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak.
3)        Lidah daun. Lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun (left blade) dan upih. Panjanag lidah daun dan warnanya berbeda-beda tergantung varietas padi yang ditanam.
  1. Bagian generatif
  2. Malai
Malai merupakan bagian generatif pada tanaman padi. Malai adalah sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbuh utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang.
Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Panjang malai dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: malai pendek kurang dari 20 cm, malai sedang anatara 20-30 cm, malai panjang lebih dari 30 cm.
Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah. Jumlah cabang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang sedangkan terendah hanya 7 buah cabang.
  1. Buah padi
Buah padi atau yang disebut dengan gabah merupakan ovary yang telah masak, bersatu dengan lemma, dan  palea. Buah ini merupakan penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai bagian – bagian sebagai berikut:
1)        Embrio (lembaga), yaitu calon batang dan calon daun
2)        Endosperm, merupakan bagian dari buah atau biji padi yang besar
3)        Bekatul, yaitu bagian buah padi yang berwarna cokelat
4)        Bentuk gabah
2.2.3.   Teknik Budidaya
  1. 1.        Syarat Tumbuh
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dpl dengan temperatur 19oC-27oC, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4-7.
  1. 2.        Pedoman Teknis Budidaya Padi
  2. Teknik Penyemaian Benih
Dalam satu hektar padi sawah diperlukan 25-40 kg benih tergantung pada jenis padinya. Lahan persemaian dipersiapkan 50 hari sebelum semai. Luas persemaian kira-kira 1/20 dari areal sawah yang akan ditanami. Lahan persemaian dibajak dan digaru kemudian dibuat bedengan sepanjang 500-600 cm, lebar 120 cm dan tinggi 20 cm. Benih disemai dengan kerapatan 75 gram/meter persegi.
Benih yang sudah disemaikan membutuhkan pemeliharaan yang meliputi pengairan dan pemupukan. Sistem pengairan pada persemaian basah dilakukan dengan cara bedengan digenangi air selama 24 jam. Setelah itu, air dikurangi hingga keadaan macak-macak, kemudian benih besar disebar. Pengurangan air ini dimaksudkan supaya benih yang disebar dapat merata dan melekat di tanah, sehingga akar mudah masuk ke dalam tanah serta memudahkan benih dalam memperoleh oksigen sehingga proses perkecambahan lebih cepat.
Untuk pertumbuhan kecambah juga dibutuhkan zat makanan. Zat hara biasanya berasal dari daun tanaman yang mudah busuk dan di benamkan ke dalam tanah. Sedangkan pupuk buatan atau pupuk anorganik seperti urea dan TSP diberikan menjelang penyebaran benih dipersemaian .
  1. Pengolahan Media Tanam
Struktur tanah yang dibutuhkan oleh tanaman padi berbeda dengan struktur tanah tanaman pada umumnya. Jadi diperlukan pengolahan tanah pada sawah yang akan ditanami padi. Berikut ini tahapan yang harus dilakukan untuk pengolahan tanah sawah adalah sebagai berikut:
1)        Pembersihan. Saluran air yang menuju sawah perlu dibersihkan agar air yang akan dipergunakan dapat memenuhi kebutuhan. Tanah sawah yang masih ada jerami harus dibersihkan dengan cara dibabat, kemudian dikumpulkan ditempat lain atau dibuat kompos. Rumput-rumput liar yang tumbuh harus dibersihkan pula agar bibit padi tidak mengalami persaingan dalam mendapatkan makanan
2)        Pencangkulan. Tahap pencangkulan ini dimulai dengan memperbaiki pematang sawah serta mencangkul sudut-sudut petak yang sukar dikerjakan dengan baik. Perbaikan ini bertujuan agar air dapat tertampung dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman.
3)        Pembajakan. Membajak adalah membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput liar yang ada ditanah sawah untuk dibenamkan. Sehingga rumput dan sisa jerami membusuk di dalam tanah. Pembajakan pertama dilakukan pada awal musim tanam dan dibiarkan 2-3 hari setelah itu dilakukan pembajakan ke dua yang disusul oleh pembajakan ketiga 3-5 hari menjelang tanam.
4)        Penggaruan. Penggaruan dimaksudkan untuk meatakan permukaan tanah sawah, dan hancurkan gumpalan tanah.pada saat menggaru, sebaiknya sawah dalam keadaan basah dan diusahakan saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak terhanyut air. Permukaan tanah yang rata dapat dibuktikan dengan melihat permukaan air di dalam petak sawah yang merata.
  1. Teknik Penanaman
1)        Pemindahan bibit
Bibit dipersemaian yang berumur 25-40 hari dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan. Beberapa syarat yang harus diperhatikan sebelum  memindahkan bibit padi ke sawah yaitu bibit padi berumur 25-40 hari, bibit berdaun 5-7 helai daun, batang bagian bawah kuat dan besar, pertumbuhan bibit seragam dan bibit tidak terserang hama dan penyakit.
2)        Penanaman
Dalam penanaman bibit padi hal yang harus diperhatikan adalah cara penanaman, jarak tanam, hubungan tanaman, jumlah tanaman, serta cara penanamannya.
Bibit ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, 22 x 22 cm atau 30 x 20 cm tergantung pada varitas padi, kesuburan tanah dan musim. Padi dengan jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Pada tanah subur jarak tanam lebih lebar. Jarak tanam di daerah pegunungan lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat. 2-3 batang bibit ditanam pada kedalaman 3-4 cm.
3)        Pemeliharaan
Untuk mendapatkan hasil pertumbuhan padi yang bagus, maka tanaman harus dipelihara dengan baik. Adapun hal-hal yang yang harus dilakukan pada tahapan pemelihaan adalah sebagai berikut:
a)        Penyulaman. Apabila terdapat bibit padi yang mati maka hendaknya dilakukan proses ini. Penyulaman tanaman yang mati dilakukan paling lama 10 hari setelah tanam.
b)        Penyiangan. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada saat berumur 3 dan 6 minggu dengan menggunakan landak (alat penyiang mekanis yang berfungsi dengan cara didorong) atau cangkul kecil.
c)        Pengairan. Setelah tanam, sawah dikeringkan 2-3 hari kemudian diairi kembali sedikit demi sedikit. Sejak padi berumur 8 hari genangan air mencapai 5 cm. Pada waktu padi berumur 8-45 hari kedalaman air ditingkatkan menjadi 10 sampai dengan 20 cm. Pada waktu padi mulai berbulir, penggenangan sudah mencapai 20-25 cm, pada waktu padi menguning ketinggian air dikurangi sedikit-demi sedikit.
d)       Pemupukan. Pupuk kandang 5 ton/ha diberikan ke dalam tanah dua minggu sebelum tanam pada waktu pembajakan tanah sawah pemupukan juga dapat menggunakan pupuk Urea, ZA dan lain-lain.
e)        Pengendalian hama dan penyakit. Dalam melakukan pengendalian hama dan penyakit bisa di lakukan secara mekanik, biologis dan dengan menggunakan kimia.
  1. Panen dan pasca panen
Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk. Alat yang digunakan ketam atau sabit. Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia. Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin. Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari. Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya dengan hasil akhir berupa beras.
Daftar Pustaka
Hasanah, Ina.2007.Bercocok Tanam Padi.Azka Mulia Media, Jakarta
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae yang merupakan tanaman semusim. Setelah tanaman padi berbuah dan dipanen, padi tidak tumbuh seperti semula lagi, tetapi mati.
Menurut Ina Hasanah (2007), tanaman padi dikeompokkan menjadi dua bagian, yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif.
1.        Bagian vegetatif
a.         Akar
Akar adalah bagian tanaman yang berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dibedakan menjadi akar tunggang, yaitu akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah; akar serabut, yaitu akar yang tumbuh setelah padi berumur 5-6 hari; akar rumput, yaitu akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut dan merupakan saluran pada kulit akar yang berada di luar, serta berfungsi sebagai pengisap air dan zat makanan; akar tajuk, yaitu akar yang tumbuh dari ruas batang terendah.
Pertumbuhan akar dimulai dari proses perkecambahan benih. Pada awalnya, akar dari benih yang berkecambah hanya berupa akar pokok. Kemudian setelah 5-6 hari berkecambah, akan tumbuh akar serabut.
b.        Batang
Padi memiliki batang yang beruas-ruas. Rangkaian  ruas-uang pada batang padi memiliki panjang yang berbeda-beda. Pada ruas batang bawah pendek, semakin ke atas mempunyai ruas batang yang semakin panjang ruas batang padi berongga dan bulat. Diantara ruas batang terdapat buku. Pada tiap-tiap buku terdapat  sehelai daun. Batang baru akan muncul pada ketiak daun. Semula berupa kuncup, kemudian kuncup tersebut mengalami pertumbuhan, yang akhirnya menjadi batang baru.
c.         Anakan
Anakan padi membentuk rumpun dengan anaknya. Biasanya, anakan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara bersusun, yaitu anakan pertama, anakan kedua, anakan ketiga dan anakan seterusnya.
d.        Daun
Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan daun telinga. Hal ini yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan menjadi jenis rumput yang lain. Adapun bagian daun-daun padi yaitu:
1)        Helaian padi. Helaian padi ini terletak pada batang padi serta berbentuk memanjang seperti pita.
2)        Pelepah padi. Pelepah merupakan bagian daun yang menyelubungi batang. Pelepah daun berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak.
3)        Lidah daun. Lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun (left blade) dan upih. Panjanag lidah daun dan warnanya berbeda-beda tergantung varietas padi yang ditanam.
2.        Bagian generatif
a.         Malai
Malai merupakan bagian generatif pada tanaman padi. Malai adalah sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbuh utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang.
Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Panjang malai dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: malai pendek kurang dari 20 cm, malai sedang anatara 20-30 cm, malai panjang lebih dari 30 cm.
Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah. Jumlah cabang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang sedangkan terendah hanya 7 buah cabang.

b.        Buah padi
Buah padi atau yang disebut dengan gabah merupakan ovary yang telah masak, bersatu dengan lemma, dan  palea. Buah ini merupakan penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai bagian – bagian sebagai berikut:
1)        Embrio (lembaga), yaitu calon batang dan calon daun
2)        Endosperm, merupakan bagian dari buah atau biji padi yang besar
3)        Bekatul, yaitu bagian buah padi yang berwarna cokelat
4)        Bentuk gabah
2.2.3.   Teknik Budidaya
1.        Syarat Tumbuh
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dpl dengan temperatur 19oC-27oC, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4-7.
2.        Pedoman Teknis Budidaya Padi
a.         Teknik Penyemaian Benih
Dalam satu hektar padi sawah diperlukan 25-40 kg benih tergantung pada jenis padinya. Lahan persemaian dipersiapkan 50 hari sebelum semai. Luas persemaian kira-kira 1/20 dari areal sawah yang akan ditanami. Lahan persemaian dibajak dan digaru kemudian dibuat bedengan sepanjang 500-600 cm, lebar 120 cm dan tinggi 20 cm. Benih disemai dengan kerapatan 75 gram/meter persegi.
Benih yang sudah disemaikan membutuhkan pemeliharaan yang meliputi pengairan dan pemupukan. Sistem pengairan pada persemaian basah dilakukan dengan cara bedengan digenangi air selama 24 jam. Setelah itu, air dikurangi hingga keadaan macak-macak, kemudian benih besar disebar. Pengurangan air ini dimaksudkan supaya benih yang disebar dapat merata dan melekat di tanah, sehingga akar mudah masuk ke dalam tanah serta memudahkan benih dalam memperoleh oksigen sehingga proses perkecambahan lebih cepat.
Untuk pertumbuhan kecambah juga dibutuhkan zat makanan. Zat hara biasanya berasal dari daun tanaman yang mudah busuk dan di benamkan ke dalam tanah. Sedangkan pupuk buatan atau pupuk anorganik seperti urea dan TSP diberikan menjelang penyebaran benih dipersemaian .
b.        Pengolahan Media Tanam
Struktur tanah yang dibutuhkan oleh tanaman padi berbeda dengan struktur tanah tanaman pada umumnya. Jadi diperlukan pengolahan tanah pada sawah yang akan ditanami padi. Berikut ini tahapan yang harus dilakukan untuk pengolahan tanah sawah adalah sebagai berikut:
1)        Pembersihan. Saluran air yang menuju sawah perlu dibersihkan agar air yang akan dipergunakan dapat memenuhi kebutuhan. Tanah sawah yang masih ada jerami harus dibersihkan dengan cara dibabat, kemudian dikumpulkan ditempat lain atau dibuat kompos. Rumput-rumput liar yang tumbuh harus dibersihkan pula agar bibit padi tidak mengalami persaingan dalam mendapatkan makanan
2)        Pencangkulan. Tahap pencangkulan ini dimulai dengan memperbaiki pematang sawah serta mencangkul sudut-sudut petak yang sukar dikerjakan dengan baik. Perbaikan ini bertujuan agar air dapat tertampung dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman.
3)        Pembajakan. Membajak adalah membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput liar yang ada ditanah sawah untuk dibenamkan. Sehingga rumput dan sisa jerami membusuk di dalam tanah. Pembajakan pertama dilakukan pada awal musim tanam dan dibiarkan 2-3 hari setelah itu dilakukan pembajakan ke dua yang disusul oleh pembajakan ketiga 3-5 hari menjelang tanam.
4)        Penggaruan. Penggaruan dimaksudkan untuk meatakan permukaan tanah sawah, dan hancurkan gumpalan tanah.pada saat menggaru, sebaiknya sawah dalam keadaan basah dan diusahakan saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak terhanyut air. Permukaan tanah yang rata dapat dibuktikan dengan melihat permukaan air di dalam petak sawah yang merata.
c.         Teknik Penanaman
1)        Pemindahan bibit
Bibit dipersemaian yang berumur 25-40 hari dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan. Beberapa syarat yang harus diperhatikan sebelum  memindahkan bibit padi ke sawah yaitu bibit padi berumur 25-40 hari, bibit berdaun 5-7 helai daun, batang bagian bawah kuat dan besar, pertumbuhan bibit seragam dan bibit tidak terserang hama dan penyakit.
2)        Penanaman
Dalam penanaman bibit padi hal yang harus diperhatikan adalah cara penanaman, jarak tanam, hubungan tanaman, jumlah tanaman, serta cara penanamannya.
Bibit ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, 22 x 22 cm atau 30 x 20 cm tergantung pada varitas padi, kesuburan tanah dan musim. Padi dengan jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Pada tanah subur jarak tanam lebih lebar. Jarak tanam di daerah pegunungan lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat. 2-3 batang bibit ditanam pada kedalaman 3-4 cm.
3)        Pemeliharaan
Untuk mendapatkan hasil pertumbuhan padi yang bagus, maka tanaman harus dipelihara dengan baik. Adapun hal-hal yang yang harus dilakukan pada tahapan pemelihaan adalah sebagai berikut:
a)        Penyulaman. Apabila terdapat bibit padi yang mati maka hendaknya dilakukan proses ini. Penyulaman tanaman yang mati dilakukan paling lama 10 hari setelah tanam.
b)        Penyiangan. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada saat berumur 3 dan 6 minggu dengan menggunakan landak (alat penyiang mekanis yang berfungsi dengan cara didorong) atau cangkul kecil.
c)        Pengairan. Setelah tanam, sawah dikeringkan 2-3 hari kemudian diairi kembali sedikit demi sedikit. Sejak padi berumur 8 hari genangan air mencapai 5 cm. Pada waktu padi berumur 8-45 hari kedalaman air ditingkatkan menjadi 10 sampai dengan 20 cm. Pada waktu padi mulai berbulir, penggenangan sudah mencapai 20-25 cm, pada waktu padi menguning ketinggian air dikurangi sedikit-demi sedikit.
d)       Pemupukan. Pupuk kandang 5 ton/ha diberikan ke dalam tanah dua minggu sebelum tanam pada waktu pembajakan tanah sawah pemupukan juga dapat menggunakan pupuk Urea, ZA dan lain-lain.
e)        Pengendalian hama dan penyakit. Dalam melakukan pengendalian hama dan penyakit bisa di lakukan secara mekanik, biologis dan dengan menggunakan kimia.
d.        Panen dan pasca panen
Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk. Alat yang digunakan ketam atau sabit. Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia. Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin. Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari. Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya dengan hasil akhir berupa beras.

1 komentar: