GERBERA
(Gerbera jamensonii)
Gerbera (Gerbera jamensonii) merupakan salah satu
tanaman hias pendatang dari luar negri (introduksi) dan diduga berasal dari
Afrika Selatan, Afrika Utara dan Rusia. Selain sebagai bunga potong yang dapat
tahan sampai 3 minggu, Tanaman hias gerbera merupakan salah satu penghasil
minyak atsiri untuk bahan baku industri minyak wangi, sabun dan kosmetik
Klasifikasi
botani tanaman hias gerbera adalah sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Famili : Compositae/Asteraceae
Genus : Gerbera
Spesies : Gerbera jamensonii
Tanaman Gerbera adalah tanaman tak berkayu dan
lembut. Tanaman ini berdaun lebat dan besar dan sedikit kasar. Dedaunan di
bagian bawah cenderung lebih halus di bandingkan daun yang berada di atas.
Bunga berkepala tunggal, banyak warna bunga mencolok. Jenis Daisy memiliki
berbagai warna seperti kuning, oranye, krim, putih, merah muda, merah
bata, merah, salmon, merah marun, terakota dan berbagai warna lainnya.
Pada Kultivar ganda kadang-kadang memiliki bunga bicoloured yang sangat
menarik. Tangkai bunga panjang, tipis dan berdaun. Berdasarkan putik
bunga, grebera dapat dikelompokkan ke dalam kultivar tunggal, semi-ganda dan ganda.
Di beberapa negara gerbera di budidayakan pada ketinggian 1300-3200 meter di
atas permukaan laut.
Jenis-jenis Tanaman Gerbera
Dari
keragaman bentuk bunga, terutama struktur helai mahkota bunganya dikenal empat
jenis gerbera yang telah dibudidayakan di Indonesia yaitu:
- Gerbara berbunga selapis: helai
mahkota bunga tersusun selapis dan umumnya berwarna merah, kuning dan
merah jambu.
- Gerbera berbunga dua: helai
mahkota tersusun bervariasi lebih dari satu. Lapis helai mahkota bagian
luar nampak sekali perbedaan susunannya. Contoh berbunga lapis dua yaitu
Gerbera jamensonii Fantasi Double Purple yang berwarna merah.
- Gerbera berbunga tiga lapis:
contoh dari bunga jenis ini adalah Gerbera jamensonii Fantasi Triple Red
yang berbunga dominan merah, kemudian bervariasi kuning atau hijau
kekuningan.
-
Jenis gerbera yang dihasilkan
oleh Holand Asia Flori Net di Belanda, dengan ukuran yang lebih besar dari
ke tiga jenis di atas. Varitas yang ditanam adalah Gerbara yustika (pink
merah), Orange Jaffa (oranye cerah), Ventury (oranye tua).
Syarat Tumbuh Tanaman Hias Gerbera
Gerbera di Indonesia di
tanam mulai dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian tempat
antara 560 – 1.400 m dpl. Tanaman ini
tumbuh baik di daerah yang memiliki Curah hujan antara 1.900 – 2.800 mm/tahun
dengan iklim sejuk yaitu suhu udara minimum 13,7 – 18 oC dan maksimum 19,5 – 30 oC.
Suhu udara ideal di awal pertumbuhan 22 oC. Jika melebihi 35 oC,
perkecambahan benih akan terganggu.
Tanah yang baik untuk tanaman hias gerbera yaitu tanah
lempung yang berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik atau
humus. Derajat keasaman tanah (pH tanah)
yang cocok untuk budidaya hebras berkisar 5,5 – 6.
Teknik Budidaya
Pembibitan
- Persyaratan Benih : Tanaman diperbanyak dengan cara
generatif dan vegetatif. Benih diseleksi dari biji yang memiliki daya
kecambah atau daya tumbuh yang tinggi dan berpenampilan bernas. Jika bibit
dibeli dari toko, perhatikan tanggal kadaluarsanya. Perbanyakan vegetatif
menggunakan cara kultur jaringan/anakan. Bahan kultur jaringan menggunakan
mata tunas lateral dari pohon atau batang tanaman gerbera yang sehat dan
dari jenis yang unggul. Bibit anakan didapatkan dari rumpun tanaman
gerbera yang anakannya banyak, induknya produktif berbunga, tumbuhnya
normal, sehat dan berasal dari tanaman jenis unggul. Keperluan bibit
anakan untuk ditanam di lahan terbuka 1 ha sekitar 80.000-90.000 bila
jarak tanam 25 x 40 cm.
- Penyiapan Benih : Benih yang berasal dari biji
disemaikan dahulu sebelum dipindahtanamkan ke lapangan. Penyemaian dapat
dilakukan pada bak-bak penyemaian atau pot-pot kecil maupun pot yang
berdiameter cukup besar. Sebaiknya media semai diberi sungkup plastik agar
kelembaban dan suhu udara tetap stabil serta terlindung dari matahari
langsung. Bibit yang didapat dari kultur jaringan yaitu mata tunas yang
diambil dari jenis unggul segera dimasukan ke dalam wadah yang mengandung
bahan sterilisasi yaitu Clorax 30 %. Lakukan sterilisasi selama 20 menit.
Seusai sterilisasi dengan Clorax segera disterilisasi ulang dengan HgCL2
20 % selama 5 menit, kemudian bilas dengan air aquades steril 5 X. Bibit
yang dari anakan dipisahkan dari rumpun gerbera yang sudah dibersihkan
dari tanah, sebagian akar tangkai dan daun tua dibuang. Tiap bagian
minimal satu anakan.
- Teknik Penyemaian Benih :
1) Penyemaian
di bak persemaian
: Pilihlah lokasi tempat semai yang mendapat sinar matahari pagi atau di dalam
suatu ruangan yang mendapat cahaya buatan 40 watt/m 2 . Siapkan media semai
berupa campuran tanah yang subur halus, pasir dan pupuk kandang yang telah
matang dengan perbandingan 1:1:1. Beri sungkup plastik putih tipis agar
kelembaban mencapai 98%. Sebelum dimasukkan media semai masukkan selapis
pecahan batu bata atau genting kira-kira 1/3 bak pesemaian. Lalu isikan media
semai 90 %. Semaikan benih gerbera secara merata. Setelah 5-7 hari, sungkup
dibuka selama 1 jam pada pagi hari. Dari 7-10 hari setelah semai sungkup dibuka
selama 3 jam/hari, kemudain bagian atas sungkup dibuka sampai 20 cm dari puncak
untuk mendapatkan kelembaban 90 %. Pada saat umur bibit mencapai 21 hari, di
sore hari sungkup diangkat.
2)
Penyemaian secara kultur jaringan : Siapkan media dasar yaitu medium
Murashige Skoog ditambah gula 30 gram/liter, Vitamin B dan zat pengatur tumbuh
kinetin 5 mg ditambah IAA 0,5 mg/liter. PH sebelum dipanaskan diatur sekitar pH
5,7 dengan penambahan NaOH atau HCl 0,1 N. Medium dibuat padat dengan Difco
Bacto Agar (DBA) sebanyak 7,5 gram/liter. Tanamkan mata tunas lateral, pada
umur 45 hari mata tunas majemuk mulai terbentuk. Bibit hasil kultur jaringan
dipindahkan ke persemaian steril dan dipelihara sampai cukup besar. Selanjutnya
bibit dipindahtanamkan ke persemaian biasa dengan komposisi media yang sama
dengan persemaian benih.
3)
Penyemaian dengan anakan : Tanaman atau bibit anakan yang sudah dibersihkan dari
tanah, akar-akar juga daun tua ditanamkan di lahan pembibitan dengan jarak 5 X
10 Cm.
- Pemeliharaan
Pembibitan/Pesemaian
: Siram setiap hari 1 atau 2 kali tergantung cuaca. Pemupukan dilakukan 3
minggu setelah semai. Larutan pupuk terdiri dari 5-10 gram NPK dalam
larutan air 10 liter, sedangkan pupuk daun konsentrasinya disesuaikan
dengan anjuran. Penjarangan setelah umur 5-6 minggu.
- Pemindahan Bibit : Bibit yang berasal biji siap
dipindahtanamkan setelah tanaman berdaun 3-5 helai. Bibit yang berasal
dari kultur jaringan siap tanam apabila ukurannya cukup besar, sedangkan
bibit yang dari anakan siap dipindahtanamkan setelah bibit cukup kuat.
b. Pengolahan
Media Tanam
1. Persiapan
: Tentukan lahan yang strategis dan serasi, bersihkan dari gulma, kemudian olah
tanah cukup dalam 30 cm hingga struktur tanah gembur. Biarkan tanah selama
10-15 hari.
2. Pembukaan
Lahan : Tanah diolah dengan teknik yang sama dengan persiapan di atas.
Pasang tiang setinggi 100-150 cm di sisi timur dan 80-100 cm di sisi barat.
Naungi dengan plastik bening.
3. Pembentukan
Bedengan : Bentuk bedengan selebar 60-80 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara
bedengan 40- 60 cm. Buat parit keliling untuk saluran pembuangan kelebihan air
dan sekaligus sebagai saluran irigasi waktu mengairi tanaman. Naungan juga
dapat dibuat sekaligus untuk 2 bedengan dengan tinggi sisi timur dan barat yang
sama dengan naungan 1 bedengan. Di antara bedengan dipasang tiang setinggi
150-200 m sehingga atap berbentuk segi tiga.
4. Pengapuran
: Pada tanah yang kemasaman tanahnya rendah (di bawah 5) perlu ditambahkan
kapur pertanian seperti dolomit, kalsit, atau Zeagro. Dosis kapur pertanian
berkisar 1-4 ton/ha tergantung pH dan jenis tanahnya.
5. Pemupukan
: Pada saat pembuatan bedengan tambahkan pupuk kandang sebanyak 20-30 ton/ha
yang disebar merata, kemudian dicampur dengan tanah sambil dibalikkan.
Pemberian pupuk kandang dapat pula dengan cara per lubang tanam rata-rata 200
gram per lubang atau 2-3 kg/m 2 luas lahan. Media pertumbuhan adalah campuran
tanah subur, pasir dan pupuk kandang atau sekam padi (1:1:1). Siapkan polybag
berdiameter 15, 20, 25 dan 30 cm untuk menanam bibit sesuai dengan ukuran dan
umurnya. Isi dasar polybag dengan selapis pecahan bata merah/sekam, lalu diisi
dengan media sampai 90 %. Pupuk dasar berupa NPK yang diberikan sebanyak 2-4
gram/tanaman pada saat tanam
c. Teknik
Penanaman
- Penentuan Pola Tanam : Lubang tanam selebar dan
sedalam daun cangkul pada jarak tanam 20-25 Cm dalam barisan dan 35-40 cm
antar barisan. Waktu yang terbaik di pagi hari antara jam 06.00-09.00 atau
sore antara 15.00-17.00.
- Cara Penanaman : Basahi lubang tanam sampai
lembab, tanamkan bibit secara tegak ditengah-tengah lubang tanam, sambil
memadatkan tanah di sekitar pangkal tanaman. Siramlah bedengan sampai
cukup basah.
d. Teknik
Pemeliharaan
- Penjarangan dan Penyulaman : Jika ada tanaman yang
mati/rusak seawal mungkin segera disulam atau diganti dengan tanaman yang
baik pada lubang yang sama. Periode penyulaman sebaiknya tidak melebihi
umur 30 hari setelah tanam. Waktu penyulaman yang baik pagi/sore hari .
- Penyiangan : Ditujukan untuk membersihkan
sekitar tanaman dari gulma dan sambil menggemburkan tanah. Penyiangan
dilakukan pada 7-10 hari setelah tanam dan 30-35 hari setelah tanam.
- Perempalan : Perempalan dilakukan untuk
membuang tunas/cabang yang sudah tua, mengering maupun yang terserang
penyakit.
- Pemupukan : Dilakukan secara rutin
sebulan sekali. Jenis pupuk yang dianjurkan NPK serta unsur mikro lainnya.
Jumlah pupuk NPK diberikan 2-4 gram/tanaman dengan periode 1 kali dalam
sebulan, sehingga untuk setiap hektarnya antara 200-400 kg. Cara
pemberiannya dengan cara dibenamkan dalam larikan atau lubang diantara
tanaman. Pupuk NPK dapat diberikan dalam bentuk larutan dengan konsentrasi
10 gram/10 liter air dan diberikan sebanyak 200-250 cc/tanaman dengan
periode pemberian 10 hari sekali. Pupuk daun dapat diberikan sesuai
anjuran.
- Pengairan dan Penyiraman. : Pada fase awal pertumbuhan
tanaman gerbera penyiraman dilakukan 1-2 kali. Pemberian air selanjutnya
berangsur-angsur berkurang.
2.1.5 Hama Penyakit
Hama yang sering
menyerang tanaman Gerbera jamensonii
yaitu ulat daun dan belalang. Hama ini dapat merusak daun tanaman gerbera
sehingga dapat mengurangi nilai ekonomi. Cara mengendalikan hama ini yaitu
disemprot dengan insektisida seperti Decis 2,5 EC atau Agrimec 18 EC pada
konsentrasi yang dianjurkan. Sedangkan penyekit yang sering menyerang yaitu:
·
Bercak daun
o
Penyebab: jamur Cercospora gerberae Chuup et Viegas).
o
Gejala: timbul bercak-bercak berwarna coklat, terbentuk
bulat/tidak beraturan.
o
Pengendalian: memotong/memangkas bagian-bagian yang terkena
penyakit, memelihara sanitasi kebun dan penyemprotan dengan fungisida seperti
Dithane M-45, Antracol 70 WP dan Daconil 75 WP.
·
Kapang kelabu/grey Mould
o
Penyebab: jamur Botrytis cinere Pers ex Fr.).
o
Gejala: timbul busuk bunga, hingga kusut dan diliputi kapang
yang berwarna kelabu.
o
Pengendalian: sama dengan penyakit bercak daun.
·
Penyakit tepung
o
Penyebab: jamur Erysiphe cichoracearum DC).
o
Gejala: daun gerbera diliputi oleh lapisan tepung, daun
mengering dan gugur.
o
Pengendalian: sama dengan penyakit bercak daun.
Panen
dan Pasca panen
Bunga gerbera yang siap dipanen adalah kuntum bunganya telah
mekar penuh atau ketika bunga setengah sampai ¾ mekar. Pemanenan sekitar umur
6-8 bulan setelah tanam bibit asal dari biji, atau 3-5 bulan bila bibitnya
berasal dari anakan. Pada pertanaman gerbera yang baik dan jenisnya unggul,
tiap rumpun gerbera dapat menghasilkan 5-15 kuntum atau sekitar 140 kuntum
bunga per meter luas lahan per tahun.
Pengumpulan dilakuakan setelah bunga gerbera dipanen yaitu
dimasukkan ke dalam ember berisi air. Kemudian disimpan di tempat yang teduh
untuk melakukan sortasi. Sortasi dilakukan pada tangkai bunga yang ukurannya
abnormal dipisahkan secara sendiri. Ikat tangkai bunga dengan karet/tali
lentur. Tiap ikatan 10-15 tangkai bunga atau menurut permintaan pasar maupun
mempertimbangkan segi praktisnya dalam pengangkutan serta penyimpanan. Kemas
ikatan bunga dalam wadah kotak karton ataupun keranjang plastik dan tutup luka
bekas potongan dengan kapas untuk mempertahankan kesegaran. Ikatan
bunga diselubungi dengan kertas khusus sleeves yang menutupi seluruh bagian
bunga kecuali kuntum bunga bagian atas. Pangkal tangkai bunga diremdam dalam
larutan pengawet misalnya larutan gula 6%. Tempat perendaman bersuhu udara
dingin yaitu sekitar 14-25 derajat C selama 4 jam. Bunga yang telah diselubungi
dikemas di dalam kardus karton/keranjang plastik dengan posisi tegak.
Pengangkutan dilakukan dengan kendaraan berpendingin pada suhu udara 7-8
derajat C dengan kelembaban udara 60-65%.Dan selanjutnya disimpan dalam kontainer dan siap untuk
diangkut.